Menu
Teguh Indonesia

Ulang Tahun Ponakan Fiza




Selamat Ulang Tahun yang ke-3
untuk keponakan Hafizah (Fiza)
Semoga Tambah Pintar dan Imut

Selamat Ulang Tahun yang ke-3 untuk keponakan Hafizah (Fiza) Semoga Tambah Pintar dan Imut
Teguh Estro Kamis, 08 Desember 2016
Teguh Indonesia

Menikah ; Terima Kasih Tuhan


Alhamdulillah
10 Juli 2016

Pernikahan Kami

Teguh Eko Sutrisno & Nindi Elisse

Terima Kasih ya Allah,
Berkahi kami ya Rabb

Alhamdulillah 10 Juli 2016 Pernikahan Kami Teguh Eko Sutrisno & Nindi Elisse Terima Kasih ya Allah, Berkahi kami ya...
Teguh Estro Rabu, 27 Juli 2016
Teguh Indonesia

Meneropong Arah Pembangunan Kabupaten PALI

Oleh: Teguh Estro
Wakil Bupati PALI, Pak Ferdian AL.S.Kom.MM membuka acara

Pagi hari di bulan puasa kantor Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dipenuhi tamu dari berbagai SKPD. Sebagai Tim Penyusun RPJMD Kabupaten PALI kami menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten PALI. Di ruangan sederhana pak Wakil Bupati membuka acara tersebut. Bapak Ferdian Andreas Lacony S.Kom.,MM menyampaikan bahwa Pembangunan Harus Direncanakan agar tidak semrawut.

Ir. Yohannes, M.Sc
Dalam sesi pertama materi disampaikan oleh Bpk Ir. Yohannes, M.Sc. Beliau adalah Assisten II Bidang Ekonomi Sekda Provinsi Sumatera Selatan. Sebelumnya pria yang pernah 8 tahun menjadi Kepala BAPPEDA Provinsi SUMSEL ini pernah mendapatkan penghargaan Lencana Pangripta, yakni Perencana Terbaik Se-Indonesia sebanyak 4 kali. Pak Yohannes bercerita, dahulu ia pernah menjadi BAPPEDA di Belitung Timur, dan melakukan perubahan alokasi anggaran yang cukup berbeda. Anggaran yang biasanya banyak dialokasikan pada pembanguna jalan, justru dialihkan pada alokasi perikanan dan kelautan. Dan akhirnya beberapa tahun kemudian daerah tersebut cukup maju kendati pada awal-awalnya ia dikucilkan banyak pihak. Inilah bukti bahwa melakukan perubahan itu butuh kerja keras dan sabar atas penilaian negatif orang lain. “ saya datang ke PALI untuk merubah, minimal merubah mindset”


Drs. Sumedi Andro Mulyono, MA.Phd
Dalam sesi kedua kami mendengarkan presentasi dari seorang lulusan Jepang Drs. Sumedi Andro Mulyono, MA, P.hd. Beliau perwakilan dari BAPPENA menyampaikan mengenai Transformasi & Akselerasi Pembangunan Kabupaten PALI Tahun 2016 – 2021. Ada satu poin yang selalu beliau tekankan yakni keterlibatan Desa dan Kecamatan dalam perencanaan pembangunan. Apalagi salah satu Visi daripada BUPATI PALI yakni Memperkuat Sarana Prasarana Ekonomi Rakyat Berbasis Sumber Daya & Kearifan Lokal. Harapannya di PALI ke depan setiap Desa memiliki keunggulannya masing-masing dengan slogan “One Village, One product”. Selanjutnya Beliau mengajak pemangku kebijakan PALI untuk memperbaiki 5 Sistem dalam pembangunan. Yakni, 1)Sistem Manajemen berbasis kinerja, 2)Sistem Pelayanan, 3)Sistem Transportasi, 4)Sistem Logistik, 5)Sistem Informasi.

Oleh: Teguh Estro Wakil Bupati PALI, Pak Ferdian AL.S.Kom.MM membuka acara Pagi hari di bulan puasa kantor Bupati Penukal Abab Lema...
Teguh Estro Rabu, 15 Juni 2016
Teguh Indonesia

Lawatan Usaha Kue Basah

Oleh : Teguh Estro


Kue Awug, terbuat dari tepung beras yang dikukus berisikan gula merah. Alhamdulillah saya sudah mencoba kelezatan kue basah ini. Pekan lalu pada tanggal 26 Mei kami rombongan dari pelatihan Kementerian Sosial berkunjung ke Kecamatan Bandung Kidul, tepatnya di Kelurahan Mengger. Sila berkunjung untuk mencari kue Awug buatan Kelompok Usaha "Sedap Malam".

Usaha yang diketahui Pak Agus Suherman ini cukup sukses dalam pemasaran. Meskipun dalam penjualannya masih tradisional yaitu pola pemasaran "Dari Mulut ke Mulut". Sejak berdiri tahun 2013 sampai tahun 2016 sekarang sukses menjadi andalan di Kelurahan Mengger dengan produk unggulan "Kue Awug". Adapun selain kue awug, Pak Agus dkk juga memproduksi kue Nagasari, Kue Bugis dan Tape Ketan.

Ketua Kelompok Agus Suherman (Baju Biru)
Setiap harinya 3 orang dari anggota kelompok sudah membawa kue awug ke pasar Kordon di Kelurahan Mengger. Dalam satu hari KUBE Binaan Kementerian Sosial ini menjual dan memenuhi pesanan 500 kue dengan harga satuan Rp 1000,- Walaupun penjualannya tidak menggunakan media-sosial, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Sedap Malam ini tidak khawatir dalam pemasaran. Karena usaha yang didampingi oleh Ibu Yani Ela Kurnia ini hanya menjual berdasarkan pesanan. Maka, kue yang dipesan pasti selalu habis. Bahkan saat terjadi kenaikan harga bahan baku, mereka tetap bisa menyiasati penjualan. Seandainya harga kelapa dan gula melonjak, maka disiasati dengan mengurangi volume kue menjadi agak kecil. Supaya harga tetap Rp 1000,-

Selain memasarkan kue ke pasar Kordon di Kelurahan Mengger, KUBE yang beranggotakan 10 orang ini juga melakukan promosi sampai ke kantor Kecamatan, Walikota bahkan berdasarkan informasi dari salah satu anggota, kue awug ini sudah dicicipi oleh Pak Jokowi. Dan promosinya tetap hanya lewat promosi dari mulut ke mulut.

Selanjutnya pemasarna yang paling besar justru saat menerima pesanan dari hajatan dan pesta kawinan. Dalam satu minggu sekitar 3 hajatan yang memesan sekitar 1000 kue, jadi total 3000 kue dalam sepekan. Wow untuk ukuran usaha mikro, mereka cukup sukses. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi pembaca semua...

Oleh : Teguh Estro Kue Awug, terbuat dari tepung beras yang dikukus berisikan gula merah. Alhamdulillah saya sudah mencoba kelezatan ku...
Teguh Estro Kamis, 02 Juni 2016
Teguh Indonesia

Belajar Dari Bandung

Oleh: Teguh Estro

Perjalanan asyik ke Bandung pekan lalu. Dalam acara pelatihan Usaha dari Kementerian Sosial RI di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Lembang Bandung. Wuizzzz dingin bingit bro di sana. tapi tunggu dulu, saya mau cerita tentang hasil pelatihan itu. Disimak aja ya broh....

Pertama kami mendengar penyampaian sambutan pembuka dari Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Bapak Andi Zaenal Dolu. Beliau menyampaikan "Miskin di Indonesia bukanlah miskin harta namun miskin Pikiran atau Mindset, kita harus membuat masyarakat menjadi terbuka pikirannya" selanjutnya beliau menambahkan kalau kemiskinan tinggi maka akan merusak sistem semuannya, termasuk sistem demokrasi. Lihatlah demokrasi kita, masyarakat miskin menjadi komoditi paling laris saat pemilihan umum. Suara dengan mudahnya dijual oleh gencarnya Money politic. Seandainya masyarakat kita sudah sejahtera dan berdaya, maka  money politic akan kecil kemungkinan terjadi.

Langsung selepas opening ceremony, acara dilanjutkan materi dari Direktur Fakir Miskin Kementerian Sosial, Bpk Momu Suherman. Beliau menyampaikan bahwasannya ada 4 perkara dalam pemberdayaan Fakir Miskin: 

Sambutan Dirjen Penanganan Fakir Miskin
1)Pengembangan Potensi Masyarakat  
2)Pemberdayaan Kelembagaan/organisasi  
3)Bantuan Permodalan  
4)Penanganan Fakir Miskin dengan Mitra lintas kabupaten/kota. 

Berikutnya beliau menambahkan bahwa peran pendamping sosial selain melakukan pendampingan, juga melakukan advokasi masyarakat miskin. Agar mereka berdaya. Oleh karenanya salah satu kemampuan yang harus dimiliki dalam penanganan Fakir Miskin adalah Skill advokasi.

PENDAMPING SOSIAL MELAWAN KEMISKINAN
Dr. Agus Widiatmo, M.Si
Dr. Agus Widiatmo, M.Si adalah sosok yang begitu semangat membakar para peserta untuk melawan kemiskinan yang menghinggapi masyarakat. Beliau mengungkapkan Kemiskinan masih menjadi Problem Sosial Nasional. Poverty is Common Enemy, Kemiskinan adalah musuh bersama. So, ini bukan tugas satu kelompok saja. Ini tugas kita bersama. 

Beliau pun menyampaikan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dari Kementerian Sosial kudu digembleng oleh pendamping yang sekaligus bisa menjadi motivator. Karena pendampingan Sosial sejatinya adalah Proses menjalin Relasi Sosial ujar beliau. Maksudnya, Memobilisasi Masyarakat miskin agar bisa bermitra kepada banyak pihak. Jargon yang paling melekat dari beliau adalah Work With People, Not Work For People (Bekerjalah Bersama Masyarakat, Bukan Dikerjain oleh Masyarakat).

Dr. Warsono, M.Pd
Selanjutnya pada malam hari sembari melawan kantuk, peserta mendapat asupan ilmu mengenai pendampingan Sosial dari Dr. Warsono, M.Pd. Pada awal sesi beliau kembali menekankan bahwa peran pendamping adalah mengadvokasi masyarakat dan memediasi (menjadi penghubung) antara masyarakat dan pemerintah. 

Salah satu jargon yang paling mengena adalah "Tugas Pendamping adalah Merubah Perilaku, Sikap dan Fungsi Sosial Masyarakat" Sehingga masyarakat bisa menjadi Mandiri dan Percaya Diri. Juga beliau menambahkan bahwa suatu wirausaha agar berhasil harus memperhatikan produk apa yang tepat dan bagaimana memasarkannya.

PAKSA MASYARAKAT BERWIRAUSAHA
Hari berikutnya Selasa, 24 Mei 2016 semakin menikmati suasana pelatihan. Dan benar saja sosok cerdas namun bersahaja menyeret kami sedalam-dalamnya pada cerita berwirausaha. Dialah Bapak Ahmad Rosyad Mansoer, SP, MM yang menyampaikan materi Membangun Sikap Berwirausaha.

Ahmad Rosyad Mansoer, SP,MM
"Segala sesuatu usaha harus berdasarkan ilmu" Begitulah beliau pada awalnya. Berwirausaha itu butuh wawasan luas tambah beliau atau lebih lengkapnya berwirausaha itu membutuhkan tiga hal, yakni Sikap Mandiri, cerdas dan Keterampilan. Panjang lebar penyampaian beliau yang merincikan bagaimana ilmu Produksi, Pencatatan Keuangan dan Skill Pemasaran. 

Selanjutnya ada lima hal penting dalam memilih usaha saat berbisnis: 
1. Bisnis yang Prospektif
2. Market Oriented (Mencari Pelanggan)
3. Sesuai dengan Passion (Hobi)
4. Cerdas dalam mebangun mitra (Networking)
5. Mengikuti Perubahan/perkembngan zaman

Akhirnya setelah beberapa hari, sampailah peserta pada pemateri yang luarrrr biasa, yakni ibu Dra. Yani Aryani, M.Si. Beliau dengan gaya yang lugas berkata "Dalam usaha butuh orang yang terampil, yakni orang yang detail memiliki kecakapan dalam usahanya" oleh karenanay para pendamping sosial harus jeli melihat potensi masyarakat. Memilih dan memilah keterampilan yang tersebunyi di masyarakat. 

Seorang pendamping sosial Harus memiliki hasrat tinggi untuk membantu orang lain sambung beliau. Dalam mencari dan menggali potensi masyarakat pendamping sosial wajib memahami cara berkomunikasi efektif. Beliau mengatakan : Jangan Memakai Bahasa Planet.
Dra. Yani Aryani, M.Si

Berkomunikasi harus disesuaikan dengan adat, perilaku dan pendidikan masyarakat. Sehingga tercapai tujuan dari komunikasi sosial yakni, Perubahan sosial, sikap, opini dan perialaku masyarakat. Nah, untuk merubah sikap masyarakat maka para pendampung sosial juga harus memiliki perilaku yang mendukung. Antara lain sikap Sabar, Mampu Mendengarkan dan Bisa Membaur bersama masrakat.

Yah, Baiklah kawan-kawan masih banyak lagi yang harusnya bisa disampaikan. Namun apalah daya sudah ngantuk banget nih. Mungkin kesempatan lain bisa disambung lagi yang seru-seru di Bandung kemarin he he...

Oleh: Teguh Estro Perjalanan asyik ke Bandung pekan lalu. Dalam acara pelatihan Usaha dari Kementerian Sosial RI di Balai Besar Pendidi...
Teguh Estro Selasa, 31 Mei 2016
Teguh Indonesia

Dilema Kartu Miskin

Beberapa waktu lalu, 21 Maret 2016. Kembali beberapa ketua kelompok KUBE yang siap diajukan sengaja dikumpulkan. Bukan sembarang kumpul sambil lalu, pertemuan kali ini cukup mengernyitkan dahi. Lagi-lagi perihal 'Kartu Miskin' yang menjadi dilema...

Salah satu pertanyaan yang sulit ditebak adalah Siapa itu miskin. Terkadang mereka yang memiliki kartu miskin justru tampak sugih hidupnya. Namun jelas-jelas mereka yang terhimpit derita luput tak tersentuh uluran tangan hanya karena tidak terdata sebagai orang miskin.

Apakah ini kesalahan para pendata kemiskinan? Hmm tidak juga rasanya. Ada orang yang pada saat pendataan mereka benar-benar miskin. Namun sebulan kemudian mereka mendapat rezeki tak terduga (biasanya sehabis jual tanah) lalu menjadi orang mampu.
Atau sebaliknya mereka yang pada saat pendataan tak tercatat sebagai warga miskin. Namun sebulan kemudian hartanya habis (misal setelah menikahkan anak, kuliah anak dll) lalu hidupnya kekurangan.

Haduh, Sudahlah jalani saja. Apa yang kita miliki syukuri saja. Tak perlu mengaku-ngaku miskin. apalagi bangga memiliki kartu miskin. gunakan kartu tersebut seperlunya. sudah itu saja...

Beberapa waktu lalu, 21 Maret 2016. Kembali beberapa ketua kelompok KUBE yang siap diajukan sengaja dikumpulkan. Bukan sembarang kumpul sa...
Teguh Estro Minggu, 03 April 2016
Teguh Indonesia

Balada Ketua RW

Jumat sore, 11 Maret kemarin. Saya diundang pak Lurah Handayani, Pak Bambang Saipul untuk mendengar curhat sekaligus bincang-bincang bersama para ketua RW.

Mereka luar biasa, proaktif dan santun. Sampai akhirnya berbicara tentang kemiskinan. Lagi-lagi persoalan pendataan warga miskin yang tidak valid. pemutakhiran data yang lambat tak mampu mengatasi perubahan status kesejahteraan warga yang terus berganti-ganti dalam hitungan bulan.

oleh karenanya bagi pihak yang memiliki wewenang melakukan pemutakhiran data warga miskin tolong diseriuskan. Paling tidak 6 bulan sekali kudu diupdate. Sehingga jika ada bantuan dalam bentuk apapun dari pemerintah bisa tepat sasaran. Kasihan para lurah, kades, RT dan RW yang selalu dicibir dan tempat pengaduan masyarakat selama ini. Semoga Allah menolong tugas-tugas para ketua RT dan RW seluruh Indonesia, amiiin.

Jumat sore, 11 Maret kemarin. Saya diundang pak Lurah Handayani, Pak Bambang Saipul untuk mendengar curhat sekaligus bincang-bincang bersa...
Teguh Estro Sabtu, 12 Maret 2016
Teguh Indonesia

Pendekar Hutan Babat

#1 Perampok Jatura
Oleh: Teguh Estro
ilustrasi: http://caranggesing.devianart.com


Bercucuran peluh keringat dari dahi wajah tampan sang pendekar sakti. Seharian ini pemuda dari desa Penugala ini melatih diri hingga dua ratus pukulan. Kepalan tangan yang pernah membunuh macan hanya dengan satu pukulan ini tengah terayun gagah mengiringi langkah tegap. Imba, itulah nama Pria nan handal adu tanding ini. Juga tersohor namanya hingga ke negeri Melayu seberang.

Panasnya terik mentari perlahan mengusir rasa kantuk Imba yang berniat berteduh di bawah pohon gaharu. Dalam satu hentakan saja, perjaka idola para wanita ini telah melompat melewati pepohonan hingga menuju gubuk tua. Tampak seorang nenek berpakaian serba hitam duduk menanti kehadiran Imba sembari memijat-mijat kakinya nan lelah.

“Nek, ini saya bawa ikan lais hari ini…”
“Ikan lais? memang cucu nenek ini tahu sekali makanan kesukaan nenek ya…”
“Biar saya yang bakar ikannya, nenek duduk saja disana”
“Imba, khuluq di hatimu sungguh setampan wajahmu. Di kampung Penugala ini tiada yang sepertimu. Sifat penolongmu itu tak mungkin dilupa warga kita. Nenek hanya berpesan, hati-hati bila sudah berurusan dengan perampok-perampok Jatura. Lebih baik kita mengalah daripada menjadi panjang urusan. Karena Jatura sudah terkenal jahat dan tak sungkan membunuh di kampung ini” Nasehat nenek Dasit si wanita tua.

Nasehat sang Nenek tak pernah dianggap remeh oleh Imba. Pria berhidung mancung ini begitu sayang pada Nek Dasit. Hingga menjelang sore, Imba berpamit pada sang Nenek.

Seperti biasa di sore hari Imba pulang ke padepokannya tak jauh dari hutan Babat. Terlihat beberapa murid sudah berkumpul menanti kehadiran sang guru.

Di Padepokan ini, Imba hanya melatih murid-murid yang sudah berjanji tidak akan menggunakan ilmu bela diri untuk kejahatan. Dan satu di antara puluhan murid itu ada seorang gadis bunga desa Penugala, ya itulah Wandali. Wanita berkulit kuning langsat ini begitu menaruh hati pada Imba sang guru. Baginya bisa menjadi murid di Padepokan Penugala ini seperti mendatangi surga cinta bertemu sang pujaan. Meskipun dia tahu, banyak dara yang juga tertarik pada Imba.

Hingga menjelang gelap seluruh manusia berpulang ke desa masing-masing. Sebagian besar memang berasal dari Desa Penugala.

“Guru, aku berpamit pulang…” Wandali memberanikan diri menegur Imba. Dan sepertinya Imba tak berminat untuk menjawabnya.

“Guru terima kasih atas pelajaran hari ini” Kembali gadis cantik ini coba untuk menegur. Namun Imba hanya diam seperti menahan diri. Kali ini ia hanya menganggukkan kepala.

Wandali senang bukan kepalang saat melihat Imba menganggukkan kepala sembari tersenyum padanya. Sepertinya itu sudah cukup membuatnya tak bisa tidur malam ini. Ia pun mulai berjalan pulang dengan hati berbunga-bunga.

“Wandali….” Panggil Imba.
“Hari sudah gelap, tak baik seorang perawan pulang sendiri. Mari saya antar kamu pulang…” ucap Imba sambil menunggangi kuda mendekati Wandali.

“Iya guru….!” Hanya itu yang bisa diucapkan Wandali. Selanjutnya ia tak mampu berkata-kata lagi. Bahkan tak ingat apa-apa lagi. Berdua memacu kuda bersama guru Imba adalah dambaan semua gadis di desa ini. Wandali sudah tak sanggup mengendalikan perasaannya. Ia tak percaya, seperti bukan kenyataan. Ia tak ingin melupakan kejadian ini. Namun perasaan dan pikiran yang tiba-tiba kacau-balau membuat ia sulit untuk mengingat apa-apa yang terjadi.
***

Sebuah pasar di pinggir hutan Babat menjadi saksi bagaimana kesaktian Imba membuat babak belur lima perampok. Meskipun kelima perampok itu membawa golok tajam, namun Imba tak sampai mengeluarkan keringat untuk mematahkan tangan dan kaki mereka. Kian hari harumnya nama Imba mulai membuat para perampok geram. Terutama kepala perampok desa Penugala, Jatura yang kejam.

Belum lama setelah kelima perampok itu pergi dengan kaki pincang dan pesakitan di tubuhnya, para warga berkerumun untuk menyalami Imba. Satu persatu warga berucap terima kasih pada pemuda yang senyumnya manis ini.

“Bubar kalian semua….” Sebuah teriakkan yang menggelegar mengagetkan warga. Suara keras itu tak lain dari teriakkan Jatura yang sekejap membuat warga bubar.

“Imba, Sudah berani kamu ya….” Lagi-lagi Jatura mengeluarkan suara seperti guntur. Bila orang biasa yang mendengarnya, pasti sudah membuat gentar. Sungguh luar biasa suara yang dimiliki Jatura.

“Maaf pak cik, ananda hanya berniat menolong warga” Imba menjawab sehalus mungkin.

Kepala perampok berkumis tebal itu pun lalu memerintahkan puluhan anak buah pilihannya untuk mengelilingi Imba. Hanya dengan satu isyarat jari dari Jatura, puluhan anak buahnya bergerumul hendak memangsa Imba dengan pedang mereka. Ibarat Singa kelaparan yang mendatangi Pendekar Hutan Babat itu. Namun di luar dugaan, Imba menaklukan satu persatu serangan ganas itu hanya dengan gerakan satu tangan saja. Kembali warga menyaksikan pertunjukkan mengagumkan, termasuk Jatura hanya terbelalak melihat kesaktian Imba. Tiap gerakan tangan Imba tepat mengenai sendi-sendi tulang musuhnya. Gerombolan perampok dibuat tak berdaya ibarat ayam lumpuh terkapar di tanah.

Seusai menghabisi puluhan perampok tadi, Imba membersihkan sedikit debu di telapak tangannya dan beranjak perlahan menghampiri Jatura. Lalu kini tepat di hadapan Imba, berdiri seorang kepala Rampok berbadan kekar. Mereka saling menatap tajam tanpa suara.

“Jadi kau yang dijuluki Pendekar Hutan Babat, lumayan juga jurus totok langitmu”
“oh, pak cik tahu rupanya nama jurus yang kupakai tadi. Sudikah hari ini pak cik menunjukkan jurus yang pak cik punya. Ananda hendak mencobanya…”
“Sombong kau Imba, lebih dari 30 tahun aku menjadi perampok. Baru kali ini rasanya benar-benar bernafsu untuk menghabisi nyawa seseorang”

Jatura memasang kuda-kuda sembari mengepalkan tangan. Seketika cahaya merah muncul dari sela jemari Kepala rampok desa Penugala ini. Kaki kasarnya melompat menghampiri Imba untuk menyarangkan pukulan tepat ke arah dada. Pendukar Hutan Babat mencoba menahan pukulan Jatura dengan satu tangan. Namun kekuatan Jatura teramat dahsyat, setidaknya cukup membuat Imba terdorong tiga langkah ke belakang.

“Jurus apa kiranya yak pak cik buat ini, boleh ananda ketahui kah…?”
“Sepuluh tahun lalu, Jurus ini yang pernah membunuh Pendekar Talang Batu dari desa sebelah. Dan kini kau Imba yang akan jadi korban selanjutnya. inilah Pukulan Gunung Neraka……!”

Kali ini Imba mulai berhati-hati jangan sampai ia kecolongan. Karena Pendekar Talang Batu adalah salah satu dari ratusan guru yang pernah mengajarinya bela diri saat ia masih anak-anak. Dan tentu saja kali ini tehnik beladiri tingkat tinggi harus digunakannya untuk menghindari setiap pukulan dahsyat Perampok jahat ini. Duel yang ramai disaksikan warga pun berlangsung sengit. Meskipun tak sedikit warga yang kecewa, karena gerakan kedua jawara ini sangat cepat, nyaris tak terlihat. Hari ini akan diketahui siapa manusia tersakti di Desa Penugala. Apakah Jatura, ataukah Pendekar Hutan Babat…?

“Kena kau Imba…..!” Suara Jatura nan menggelegar sontak mengagetkan seisi desa Penugala. Setelah itu barulah menyusul suara tubuh Imba terjatuh dari udara mengenai tumpukan barang dagangan di pinggiran pasar. Suasana hening, warga yang percaya kalau Imba bisa dijatuhkan oleh Jatura. Belum juga terlihat tanda-tanda sang anak muda hendak bangkit dari reruntuhan itu. Jatura bergerak seperti hantu tiba-tiba berdiri di depan Imba yang mulai berdiri perlahan. Lagi-lagi tanpa kasihan kepalan Pukulan Gunung Neraka milik Jatura siap diarahkan pada Pendekar Hutan Babat ini.

Dan wajah garang Perampok itu teramat bahagia seiring detik-detik pukulannya hendak mengenai tubuh Imba. Dan…..

“Gubrakk…..” suara keras terdengar tubuh Jatura jauh terpental ke sisi Pasar lainnya. Dan Itu bukan pukulan dari Imba yang masih berdiri kesakitan. Sosok pendekar lain berpakaian ninja menyarangkan tendangan ke arah Jatura membuat kepala rampok itu mulai mengeluarkan darah segar. Tak ada yang tahu siapa pendekar berpakaian ninja ini. Jatura yang dibuat malu, justru mengalihkan pandangan tajamnya pada Ninja berpakaian serba putih. Jatura dengan susah payah melompat mendekati pendekar misterius ini dan terjadi duel diantara keduanya.

Imba yang memperhatikan dengan naluri pendekarnya justru melihat duel tersebut tak seimbang. Sang Ninja terlihat terdesak dan masih pemula dalam menggunakan jurus-jurusnya. Dan benar saja, kaki kasar Jatura berhasil mengenai perut pendekar misterius itu hingga tersungkur ke semak belukar.

Kali ini Imba bergerak secepat kilat menghadang Jatura yang berniat menghabisi Ninja tersebut.
“Pak cik pertarungan kita belum selesai, jangan libatkan orang lain dalam pertarungan kita”
“Oh, jadi kau masih hidup ya…. Jadi Pukulan Gunung Neraka tak juga membuatmu mati” Teriak Jatura menggelegar…

Kali ini Pendekar Hutan Babat tak lagi menggunakan satu tangan. Sebuah gerakan cepat kedua tangannya diarahkan ke langit dan membuat seketika langit mendung. Lalu tubuh Imba seperti karet menggelembung membuat siapapun yang melihatnya mengernyitkan dahi. Dan benar saja, tubuh Pendekar Hutan Babat itu terbelah jadi dua. Dan kini sudah mewujud dua sosok Imba di hadapan Jatura dengan kesaktian yang sama. Kali ini warga kaget melihat entah jurus apa yang dimiliki pendekar muda ini. Sakti nian, belum pernah mereka melihat manusia membelah diri menjadi dua. Jatura pun terlihat kaget, meski tak seterkejut warga.

“Sialan… jadi kau menguasai Jurus Malaikat Kembar ya. Sudah lama aku tak melihat jurus ini digunakan…”

“Sebaiknya Pak Cik jangan Cuma tahu namanya sahaja, tapi rasakan pula ampuhnya jurus ini” Dengan tenang Imba memancing emosi Jatura. Namun kepala Perampok ini tak mudah terpancing. Ia sadar, menghadapi satu orang Imba saja bukanlah mudah. Namun kini, ada dua lawan tangguh yang sama-sama sakti.

Jatura bergerak cepat mundur menjauhi Imba, namun itu sia-sia. Karena kedua sosok yang dijauhi justru mengejar seperti kilat. Benar saja, ia hanya menjadi bulan-bulanan dua sosok Imba yang sedari tadi belum mengeluarkan seluruh kesaktiannya. Berkali-kali Perampok berbadan besar itu terjerembab dengan wajah lebam. Hingga akhirnya pukulan keras mengenai dada Jatura membuat ia benar-benar tak bisa lagi melawan. Kedua sosok Imba kembali menyatukan jasad. Melihat lawannya tak berdaya, Imba berbalik arah dan meninggalkan Jatura begitu saja.

Langkah tenang sang pendekar ini perlahan menapaki bumi menuju semak-belukar tempat sang Ninja tadi terjatuh. Nampak tak sadarkan diri pendekar misterius yang sudah menyelamatkan nyawanya. Sedikitpun tak ada kata-kata yang terucap, hanya tangan kekar yang meraih tubuh sang Ninja nan tak berdaya. Satu hentakan kaki saja, Imba sudah melompati udara menuju tengah Hutan Babat kediaman Nek Dasit. Berharap tuah sang Nenek bisa menyembuhkan luka parahnya. Di perjalanan, hanya ada satu Tanya di dalam hatinya. Siapa wajah di sebalik topeng ninja ini…

“Imba, sudah petang begini darimana saja? lalu siapa yang kau bawa ini…” Sapa nek Dasit menyapa cucunya yang baru saja sampai di depan pagar.

“Nek, tolong rawat dia. Sepertinya cukup parah….” Imba memasuki gubuk nek Dasit dan bergegas menuju ruang tidur meletakkan tubuh yang sudah lemah tersebut.

Wanita tua yang memang tersohor sebagai tabib di desa Penugala ini terheran-heran dengan polah cucunya. Tepatnya cucu angkatnya yang dahulu semasa masih bayi ia temukan sebatang kara tengah menangis tanpa orang tua di depan gubuk ini. Kini bayi lucu itu sudah menjadi pemuda tampan nan sakti.

“Nenek kenapa diam saja, kalau tak segera diobati saya khawatir nanti luka dalamnya bertambah parah…” Dengan lembut Imba menyapa sang nenek.

“ Oh, maaf Imba…  Nenek jadi lupa”
Nek Dasit mendekati tubuh malang itu. Dan Imba hanya memperhatikan dari belakang. Saat Nek Dasit membuka penutup kepala dan pakaian sang Ninja, ia pun terkejut.

“Imba…!!! Kamu harus keluar jangan di sini, Ternyata dia seorang gadis….” Seakan melompat, begitu kagetnya wanita tua yang dahulunya jua bunga desa Penugala ini.
“Hah, Gadis… apa nenek tidak salah. Coba kulihat nek” Imba langsung mendekati tak kalah herannya.
“ Eits, Imba kamu jangan coba-coba mau mengintip. Cepat sana keluar dari kamar ini”
“ Itu kan Wandali nek. Wajahnya aku kenal”
“ Emang Wandali itu siapa hah, kekasihmu kah…?” Tanya Nek Dasit sambil mendorong Tubuh Kekar cucunya agar keluar dari kamar.

Imba hanya terdiam dengan pertanyaan itu. Ia hanya menuruti ucapan neneknya, menunggu di luar. Namun hati tak bisa dibohongi, ada rasa khawatir yang aneh. Sepertinya ini kali pertama Ia jatuh hati pada seorang gadis. Hanya saja nek Dasit sengaja mengobati Wandali dengan mengulur-ulur masa. Pendekar Hutan Babat yang baru saja mengalahkan Jatura ini pun hanya melompat-lompat di luar seperti anak kecil yang tengah kesal. Kadang ia memukul-mukul kepalanya sendiri, kadang berlari-lari dan gerakan-gerakan aneh lainnya. Antara perasaan jatuh cinta, kesal dan khawatir campur aduk di dalam dadanya.

#Bersambung…

#1 Perampok Jatura Oleh: Teguh Estro ilustrasi: http://caranggesing.devianart.com Bercucuran peluh keringat dari dahi wajah tam...
Teguh Estro Kamis, 28 Januari 2016
Teguh Indonesia

N A R KO B A


Kemarin, Sepulang jadi Narasumber
Sosialisasi BAHAYA NARKOBA
Bersama Kapolsek &Kepala Puskesmas.
saya berpikir, Gimana cara melawan NARKOBA.Jangankan kita,
POLISI saja yang sudah bersenjata dan berwewenang.Masih kecolongan, Masih ada oknum polisi yang pakai NARKOBA.

Kemarin, Sepulang jadi Narasumber Sosialisasi BAHAYA NARKOBA Bersama Kapolsek &Kepala Puskesmas. saya berpikir, Gimana cara melawa...
Teguh Estro Kamis, 14 Januari 2016