source : https://sumselupdate.com/kemenperin-salurkan-bantuan-ke-6-kub-ikm-aluminium-di-pali/
Teguh Indonesia
Riset dan Pemberdayaan Masyarakat
Disdagperin PALI Pantau Harga Pasar. Teguh Eko Sutrisno ; Untuk Menjaga Kepastian Harga
Plt Kepala Disdagperin PALI, Teguh Eko Sutrisno SKomI mengatakan, kegiatan pemantauan harga rutin dilaksanakan pihaknya.
“Setiap hari kami terus memantau harga. Kami berharap bisa membuat kepastian harga. Sedikit demi sedikit kesenjangan harga antar kecamatan bisa dikurangi,” katanya, Selasa (25/10/2022).
Disdagperin PALI Pantau Harga Pasar. Teguh Eko Sutrisno ; Untuk Menjaga Kepastian Harga
Gelar Operasi Pasar di 15 Desa di Kabupaten Pali. Teguh Eko Sutrisno ; Harapkan Kestabilan Harga Bahan Pokok
SRIPOKU.COM, PALI - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) melakukan operasi pasar disejumlah desa.
Plt Kepala Disdagprin PALI Teguh Eko Sutrisno menyebutkan, bahwa operasi pasar guna membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu dalam menyediakan kebutuhan pokok.
Dijelaskan, pada operasi pasar itu, Disdagprin PALI menyediakan 10.000 paket sembako yang sudah disebar di 15 desa di Kabupaten PALI.
Paket sembako tersebut harganya lebih separuh dari harga pasaran, yakni hanya Rp 62.250 per paket berupa beras, minyak goreng, gandum, gula dan mie goreng.
"Kita telah laksanakan operasi pasar di 15 desa. Paket sembako bisa dibeli murah oleh masyarakat dengan harga 50 persen dibawah pasaran," ujar Teguh Eko Sutrisno, Minggu (25/9/2022).
"Mudah-mudahan saja, dengan hadirnya operasi pasar selain membantu masyarakat juga diharapkan mampu menstabilkan harga bahan pokok," harap Teguh Eko Sutrisno.
Sementara itu, Kepala Desa Tempirai Timur Kecamatan Penukal Utara M Teguh Jaya, memberikan apresiasi terhadap upaya pemkab PALI melalui Disdagprin dalam menggelar operasi pasar.
source : https://palembang.tribunnews.com/2022/09/25/gelar-operasi-pasar-di-15-desa-di-kabupaten-pali-sasaran-warga-kurang-mampu
Gelar Operasi Pasar di 15 Desa di Kabupaten Pali. Teguh Eko Sutrisno ; Harapkan Kestabilan Harga Bahan Pokok
Terdaftar di Kemenkumham, Batik Kambang Toman Resmi Milik PALI. Teguh Eko Sutrisno ; Kita Harus Lindungi Potensi Lokal
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten PALI, Ir Hj Sri Kustina Amalindo melalui Ketua Harian, Teguh Eko Sutrisno mengatakan jika Pemkab PALI serius dalam menjaga aset yang dimiliki.
Hal ini sekaligus dalam rangka perlindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta sehingga dengan ini telah terdaftar di Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah Kabupaten PALI dalam melindungi potensi lokal yaitu dengan mendaftarkan Motif Batik Kambang Toman ke Kemenkumham," ungkap Teguh, Kamis (25/8/2022).
Selain Motif Batik Kambang Toman, lanjut dia, pihaknya juga akan mendaftarkan seluruh kerajinan yang ada di kabupaten PALI.
"Untuk saat ini baru Motif Batik Kambang Toman sudah terbit nomor hak ciptanya, sementara untuk beberapa motif lainnya, seperti motif burung punai, Motif Candi Bumi Ayu dan lain-lain masih dalam proses pemberkasan," terangnya.
Sementara, Kabid Pelayanan Hukum Kantor wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumkam) Sumatera Selatan, Yenny berkata Perlindungan Hak Cipta menjadi sangat penting.
Karena menurut dia, melalui perlindungan tersebut para Pencipta bukan hanya terlindungi wujud karya ciptaannya, namun juga pencipta dapat memperoleh royalti atau keuntungan materi atas hasil ciptaannya yang telah digunakan oleh pihak lain.
"Perlu di urus hak ciptanya, biar nanti tidak diklaim oleh orang lain dan secara otomatis pengrajin dan karya tersebut akan mendapat perlindungan hukum. Pengrajin sebagai pemilik karya tentunya lebih leluasa dalam memanfaatkan nilai ekonomis dari karya cipta tanpa takut menyalahi hukum," tandas dia
source : https://www.rmolsumsel.id/terdaftar-di-kemenkumham-batik-kambang-toman-resmi-milik-pali
Terdaftar di Kemenkumham, Batik Kambang Toman Resmi Milik PALI. Teguh Eko Sutrisno ; Kita Harus Lindungi Potensi Lokal
Senangnya Pengunjung Bisa Belajar Membatik di Stand Dekranasda PALI. Teguh ; Kita Mengusung Tema Alam
EVENT Sriwijaya Expo yang telah dibuka Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) pada Sabtu malam (2/7/22) lalu di Plaza Ranau Dempo, Jakabaring Sport City Palembang, menjadi gairah tersendiri bagi pengrajin asal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Pasalnya, sejumlah pengrajin dari beberapa wilayah di kabupaten berjuluk Bumi Serepat Serasan itu diikutsertakan langsung oleh Dekranasda Kabupaten PALI pada event bergengsi tahunan tingkat Provinsi Sumatera Selatan tersebut
Tampilan stand yang rapi dan memiliki estetika tinggi juga di dalamnya dipajang berbagai kerajinan khas Kabupaten PALI, sekaligus pengrajinnya ditampilkan, mampu menyedot banyak pengunjung untuk sambangi stand berukuran 6 x 6 meter tersebut.
Salah satu yang menjadi daya tarik pengunjung adalah batik khas PALI yang memiliki motif unik yang diambil dari kearifan lokal. Selain itu juga pengunjung bisa secara langsung melihat proses pembuatannya. Serta, banyak di antara pengunjung yang mencoba secara langsung proses membatik di atas kain.
"Alhamdulillah, sejak Sriwijaya Expo dibuka, setiap hari stand Dekranasda PALI kebanjiran pengunjung, dari warga biasa hingga pejabat dari berbagai daerah. Bahkan saya kewalahan menjawab berbagai pertanyaan dari pengunjung. Tidak sampai itu, banyak diantaranya meminta ajari cara membatik," ujar Nira, pengrajin batik asal Handayani Mulya yang dihadirkan langsung Dekranasda PALI pada Sriwijaya Expo, Selasa (5/7/22).
Dengan adanya event tersebut, Nira menyampaikan terimakasihnya kepada Ketua Dekranasda kabupaten PALI Ir Hj Sri Kustina yang telah membimbing dan memberikan pelatihan, sehingga saat ini ia mahir membatik dan hasilnya mampu menopang perekonomian keluarga.
"Semenjak saya diberikan pelatihan oleh Ibu Hj Sri Kustina, kemudian pemasaran dibantu bahkan sering diajak pameran di berbagai acara, perekonomian keluarga kami mulai terangkat. Untuk itu, kami berharap seringnya ikut event seperti ini, bukan hanya hasil kerajinan saya yang dikenal dan menambah luas pemasarannya, tetapi Dekranasda PALI khususnya dan umumnya Kabupaten PALI juga bisa lebih dikenal dimana-mana," tukasnya.
Selain batik khasnya, pada stand Dekranasda Kabupaten PALI juga ada produk lainnya yang menjadi trend baru dan banyak diburu pengunjung, yakni gelang ribu-ribu.
Gelang yang melegenda itu mampu diangkat kembali pengrajin asal Kecamatan Abab Kabupaten PALI. Gelang berbahan dasar akar dari pohon ribu-ribu yang banyak ditemukan di hutan di Kecamatan Abab, Tanah Abang, dan Penukal itu laku keras di ajang Sriwijaya Expo.
Sebab, meski gelang yang sudah ada sejak nenek moyang warga Kabupaten PALI itu dibuat kembali mengikuti tren saat ini, dan dibuat secara langsung di stand Dekranasda Kabupaten PALI.
Menurut Evi, pengrajin gelang ribu-ribu asal Kecamatan Abab bahwa keahliannya membuat gelang tersebut dari turun-temurun. Hanya saja, sebelum dirinya diajak Ir Hj Sri Kustina ikuti pelatihan, pembuatan gelang tersebut motifnya biasa-biasa saja dan dibuat sederhana.
Namun setelah ikuti pelatihan pengembangan kemampuan, motif gelang ribu-ribu buatan Evi mampu ikuti trend saat ini. Alhasil, produk perempuan asal Betung Abab itu menjadi buruan oleh semua kalangan dari anak-anak, remaja hingga dewasa, termasuk pada Sriwijaya Expo.
"Pengunjung pada pameran Sriwijaya Expo ini sebagian besar mengetahui gelang ribu-ribu ini, terlebih yang usianya di atas 45 tahun. Karena ada kepercayaan di tengah-tengah masyarakat bahwa konon bisa menolak gangguan tak kasat mata bagi anak-anak. Makanya banyak anak-anak kecil di dusun-dusun dipakaikan gelang ini. Dengan diangkatnya kerajinan gelang ribu-ribu, selain melestarikan budaya, juga menjadikan berkah bagi keluarga terlebih kami selalu didampingi Ketua Dekranasda Kabupaten PALI yang selalu aktif membantu pengrajin seperti saya untuk terus menciptakan kreasi baru," terangnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten PALI Ir Hj Sri Kustina didampingi Ketua Harian Dekranasda Kabupaten PALI Teguh Eko Sutrisno menyebut, dalam event Sriwijaya Expo tahun 2022, Dekranasda PALI mengusung tema alam. "Tema kita tahun ini adalah memanfaatkan hasil alam, untuk menghasilkan kerajinan-kerajinan bernilai seni," ucap Hj Sri Kustina yang juga sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Nasdem. Ditambahkannya bahwa tujuan diikutsertakannya kerajinan berbahan dasar dari alam beserta pengrajinnya dari Kabupaten PALI, untuk lebih mengenalkan kerajinan khas kabupaten yang baru berusia 9 tahun itu. "Tujuan kita adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mengangkat hasil alam menjadi kerajinan bernilai tinggi. Pada event ini, Dekranasda PALI membawa kerajinan batik khas PALI, gelang ribu-ribu, kerajinan anyaman bambu, kerajinan dari batok kelapa dan lainnya. Yang mudah-mudahan setelah acara ini, pemasaran pengrajin makin luas," harap istri Bupati PALI H Heri Amalindo ini.
Senangnya Pengunjung Bisa Belajar Membatik di Stand Dekranasda PALI. Teguh ; Kita Mengusung Tema Alam
Disperindagprin PALI Terima Kunjungan Balai Standardisasi Meterologi Legal, Teguh ; Kita Butuh SDM Metrologi
SWARNANEWS.CO.ID, PALI| Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindagprin) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), bersama jajaran menerima kunjungan Tim Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional 1 Medan, Kamis (9/6/2022).
Plt Kadisprindagprin Teguh Eko Sutrisno.S.Kom.I mengatakan Kabupaten PALI sendiri saat ini belum memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Metrologi Legal.
“Salah satu alasan kita belum memiliki Unit Pelaksanaan Teknik metrologi legal karena kita belum memiliki SDMnya,” jelas Teguh sapaan akrabnya di dampingi Sekdin Disperindag Haris Munandar dan Kabag Perdagangan Oki rizkianto saat menerima kunjungan.
Selain itu, Teguh berharap kedepannya Kabupaten PALI harus memiliki UPTD Metrologi Legal sendiri.
“Kedepannya kita usahakan satu slot untuk penerimaan CPNS atau PPPK diperuntukkan pelaksana metrologi legal agar nantinya PALI memiliki UPTD metrologi legal sendiri,” ujarnya.
Sementara itu Handhika Septian pengawas dari Balai Standarisasi Metrologi Legal Regional 1 Medan, mengatakan perlunya edukasi kepada pedagang dan pembeli agar nantinya tidak saling merugikan.
“Tujuan adalah pengawasan dan pengamatan alat UTTP (Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapan).Melakukan pemantauan terhadap tera timbangan sekaligus mengedukasi pedagang dan konsumen tentang tera dan tera ulang Metrologi Legal,” terang Handika. (*)