Berikut ini bukanlah artikel atau
opini. Namun hanyalah kutipan dari tulisan-tulisan Bung Hatta dalam bukunya Kedaulatan Rakyat, Otonomi & Demokrasi.
Kutipan-kutipan itu sebagai berikut:
1. Di masa yang lampau kita menganjurkan cita-cita kedaulatan rakyat. Sekarang, setelah kita melahirkan Indonesia merdeka, kita berhadapan dengan soal mempraktikannya.
2. Di sini kita berhadapan dengan sifat manusia yang lamban, yang tidak begitu mudah menerima yang baru dan ingin berpegang kepada kebiasaan.
3. Pertentangan antara cita-cita dan praktik daripada cita-cita itu tidak boleh mematahkan hati kita.
4. Jadinya, kedaulatan rakyat adalah kekuasaan yang dijadikan oleh rakyat atau atas nama rakyat di atas dasar permusyawaratan.
5. Akan tetapi, manakala daerah itu sudah agak besar, maka permusyawaratan selalu dilakukan dengan jalan perwakilan.
6. Dasar pemerintahan yang adil ialah, siapa yang mendapat kekuasaan dia itulah yang bertanggung jawab.
7. Yang berdaulat adalah rakyat, dan yang memikul tanggung jawab rakyat pula.
8. Tolong-menolong adalah sendi yang bagus untuk menegakkan demokrasi ekonomi.
9. Kita hanya punya satu republik, Republik Indonesia. Di sebelah itu tidak ada tempat untuk berrepublik.
10. Kepala desa hendaklah dipilih kembali oleh rakyat desa, supaya timbul kembali perasaan, bahwa pemerintahan desa dikepalai oleh orang yang disukai rakyat.
11. Rakyat melakukan kedaulatannya dengan tidak disertai dengan rasa tanggung jawab. Dan kedaulatan rakyat dengan tidak adanya tanggung jawab bukanlah kedaulatan rakyat lagi.
12. Hanya dengan keinsafan politik dapat timbul rasa tanggung jawab, yang menjadi tiang dari pemerintahan rakyat. Oleh karena itu perlu diadakan didikan politik bagi rakyat.
13. Keinsafan politik tidak didapat dengan begitu saja pada rakyat. Mesti ada didikan dan latihan.
14. Kewajiban partai politik yang terutama ialah mendidik rakyat untuk mendapatkan keinsafan politik.
15. Cita-cita persatuan jangan dilupakan. Dalam ideology kita boleh berbeda, tetapi sebagai bangsa kita satu.
16. Nasib Indonesia di masa datang bergantung kepada keinsafan politik rakyat.
17. Demokrasi tidak akan berjalan baik, apabila tidak ada rasa tanggung jawab. Demokrasi dan tanggung jawab adalah dua rangkai yang tidak dapat dipisah-pisah.
18. Demokrasi terpimpin Soekarno menjadi suatu dictator yang didukung oleh golongan-golongan yang tertentu.
19. Ini juga adalah hukum besi dari dasar-dasar konstitusi adalah akibat daripada krisis demokrasi itu.
20. Berlainan daripada beberapa negeri lainnya di Asia, demokrasi di sini berurat-berakar di dalam pergaulan hidup. Sebab itu ia tidak dapat dilenyapkan untuk selama-lamanya.
21. Bagi beberapa golongan menjadi partai pemerintah berarti “membagi rezeki”. Golongan sendiri dikemukakan, amsyarakat dilupakan.
22. Sejarah dunia memberi petunjuk pula bahwa diktator yang bergantung kepada kewibawaan orang-seorang tidak lama umurnya. Sebab itu pula sistem yang dilahirkan Soekarno itu tidak akan lebih panjang umurnya dari Sokarno sendiri.
23. Bagi saya yang lama bertengkar dengan Soekarno tentang bentuk dan susunan pemerintahan yang efisien, ada baiknya diberikan fair chance dalam waktu yang layak pada Presiden Soekarno untuk mengalami sendiri, apakah sistemnya itu akan menjadi suatu yang sukses atau suatu kegagalan.
24. Kedaulatan rakyat ciptaan Indonesia harus berakar dalam pergaulan hidup sendiri yang bercorak kolektivisme.
25. Di sebelah demokrasi politik harus pula berlaku demokrasi ekonomi. Kalau tidak, manusia belum merdeka, persamaan dan persaudaraan belum ada.
Tidak ada komentar