Menu
Teguh Indonesia

Dusun Talang Sibetung


Proyeksi Program ‘Komunitas Adat Terpencil’




Oleh: Teguh Eko Sutrisno, S.Kom.I 



Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat kita. Mereka juga memiliki hak yang sama untuk menjadi masyarakat sejahtera. Hanya saja ada unsur ‘keterpencilan’ yang melekat dan membuat mereka tertatih-tatih menuju masyarakat sejahtera. Dibutuhkan keseriusan untuk memberdayakan mereka, minimal membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
            Dusun ‘Talang Sibetung’, berada lebih kurang 5 km dari jalan utama Desa Tempirai, Penukal Utara Kabupaten PALI. Akses menuju lokasi hanya bisa dilewati kuda besi beroda dua. Talang yang diketuai Kuyung Dedi ‘Andoi’ ini tak disentuh oleh akses listrik dan dihuni oleh 22 Kepala keluarga saja.
            Lokasi yang tidak terakses listrik, tentu saja sangat mengkhawatirkan. Selain keterhambatan ekonomi, juga kerawanan secara kriminal. Apalagi akses jalan menuju kesana melalui jalan hutan. Bayangkan saja, ketika penulis menuju lokasi harus melalui rimbun pepohonan yang begelanyutan aneka jenis kera di dahan-dahan pucuk. Selanjutnya lokasi nan terpencil ini jarang sekali tersentuh oleh program-program pemerintah. Walaupun sebenarnya mereka tidak begitu usik terhadap program-program pemerintah. Karena sebagian besar mereka ‘enggan’ mengkritisi kebijakan pemerintah. Mereka hanya masyarakat agraris, petani kebun karet yang sudah cukup terpuaskan bila kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi.
            Secara spesifikasi kelayakan huni, tempat tinggal mereka masih berdinding papan. Dan setiap satu rumah dihuni oleh beberapa orang dalam satu atau dua kepala keluarga. Beberapa sudah beratap genteng dan masih pula ada yang beratap seng bahkan daun rumbia.
            Selanjutnya dalam penggunaan MCK dan air minum, masyarakat talang sibetung 100 % bergantung pada aliran sungai ‘ayik Subagut’ yang merupakan anak sungai Penukal. Apabila kemarau terjadi, maka kesulitan air membuat keterhambatan ekonomi. Secara akses pendidikan pun setali tiga uang. Mereka terpaksa menitipkan anak-anaknya ke keluarga-keluarga di dusun sebelah agar tak jauh saat berangkat sekolah. Dahulu ada ‘sekolah pembantu’ yang berdiri sederhana di sana. Namun saat ini sudah tak ada lagi.
            Harapannya program Komunitas Adat Terpencil bisa menyentuh Talang Sibetung ini sebagai salah satu bentuk hadirnya pemerintah.

Tidak ada komentar