Menu
Teguh Indonesia

Kajian Budaya ; Benda diduga Cagar Budaya desa Panta Dewa


Pencerahan penting mengenai hasil temuan Lapangan benda diduga Cagar budaya di desa Panta Dewa. Sampel batu dan serpihan besi dibawa ke Balai Pelestarian Kebudayaan [BPK] Wilayah VI. Tim Ahli Cagar Budaya [TACB] Kabupaten PALI berdialog bersama rekan-rekan arkeolog si BPK Wilayah VI tersebut. 

Sebuah objek masa lalu dibahas dari dimensi material kandungan logam dan mineral lainnya. membedah timeline historis, kajian budaya masyarakat agraris dan tidak lupa cerita peradaban sungai sebagai transportasi primer di waktu lampau.


Diduga terdapat lokasi pandai besi yang memproduksi alat pertanian dahulu kala. #PeradabanTanahMerah

Dugaan berawal pada hari Kamis, 09 Januari 2025 seorang warga bernama ibu Lidia menemukan bongkahan batu merah dan besi di tanah seluas 30 x 50 m. Lahan tersebut milik bapak efendi di dusun II Desa Panta Dewa Kabupaten PALI.


Sempat Viral di sosial media, beberapa hari kemudian warga dan awak media melaporkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten PALI.

Tanggal 16 Januari Tim Ahli Cagar Budaya [TACB] Kabupaten PALI turun ke lokasi melihat dari dekat lokasi galian. Diketuai oleh kepala Disbudpar ibu Novi Pebrianti, ST., MT. Rombongan TACB mengambil beberapa sampel batuan untuk dibawa uji laboratorium.

Beberapa sebaran benda tersebut antara lain batu merah, lelehan besi, keramik lama dan campuran tanah dan karat besi. 


Beberapa fakta menarik lainnya adalah lokasi temuan berada sekitar 100 meter dari sungai Sebagut. Dengan mata pencaharian petani karet, warga desa Panta Dewa hidup kesehariannya. Beberapa rumah bari masih mudah ditemukan disana. Meskipun sudah direnovasi bagian-bagianya. Dengan ukiran unik di sudut-sudut papan rumah. #PeradabanTanahMerah


Sayangnya tidak didapatkan catatan yang tertulis dari benda-benda yang ditemukan. Satu-satunya tulisan yang bisa dijadikan petunjuk di desa Panta Dewa adalah catatan makam leluhur puyang "Mpu Rawi Dewo" tercatat wafat pada tahun 1813


Bila melihat timeline sejarah, tahun 1813 masih terbilang muda. Era Majapahit telah mengalami keruntuhan diganti dengan Kerajaan-kerajaan kecil nusantara. Di tahun tersebut diperkirakan satu zaman dengan kesultanan Palembang.

Sempat warga sekitar bertutur bahwa mereka sering diceritakan oleh para orang tua bahwa puyang Mpu Rawi datang dari negeri Tiongkok. Mpu Rawi diperkirakan pada abad ke-18 bermukim dan berkeluarga di daerah yang sekarang dinamakan Desa Panta Dewa.

Selain dugaan arkeologis dan historis, terdapat kajian menarik dari sudut pandang geografis. Sebagaimana dikatakan bapak Iwan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI bahwa lokasi temuan di area sekitar sungai bisa menjadi petunjuk. 

Bisa saja dahulu sungai Sebagut tersebut merupakan jalur transportasi primer di masa itu. Sehingga diduga terdapat kegiatan yang memobilisasi benda semacam gerabah, alat pertanian atau keramik. 

Mungkin kegiatan dagang atau kerajinan pandai besi semua masih terbuka untuk dikaji. Termasuk pendapat pak Iwan dari BPK Wilayah VI bahwa batu tersebut merupakan hasil sedimentasi sungai yang mengendap bertahun-tahun.
#PeradabanTanahMerah



Teguh Indonesia

Tidak ada komentar