Oleh: Teguh Estro*
Satu hal yang kudu dipahami dalam hidup ini adalah kesendirian. Sebuah
kondisi yang paling berbahaya jika
kesendirian sudah berubah menjadi pandangan hidup. Yakni selalu menilai segala
sesuatu dengan patokan kebenaran diri sendiri. Dan hal yang paling jahat ketika
tidak mampu jujur terhadap diri.
Coba untuk belajar dari sosok Michael Jackson. Seorang raja pop
dunia. ia sangat terkenal, semua orang mengenalnya. Tetapi di penghujung
karirnya ia sempat menghebohkan dunia dengan operasi mukanya. Sedari awal yang
gelap kulitnya menjadi putih. Ia berjuang menjadi mahluk sempurna bukan untuk
dirinya. Tetapi untuk memuaskan para penggemarnya. Mungkin salah satu penggemar
itu adalah pembaca juga. Bahkan di akhir hidupnya ia berkata; “Tidaklah
menjadi masalah raga ini mengalami tambal sulam. Karena tubuh ini sudah menjadi
milik penggemar”
Berbuat untuk orang lain. Berkorban untuk manusia lain. Hal itu
membuat diri sendiri terasa bermakna. Akan tetapi wujud dari membantu orang
lain tidak harus dengan manampakkan “pura-pura” baik. Apalagi berlagak munafik
dengan selalu membuat senang orang lain padahal justru merusak. Karena terkadang
yang terbaik untuk sahabat atau keluarga tidak selalu mereka senangi. Maka dari
itu jangan heran bila dikucilkan orang lain justru karena kita ingin berbuat
baik. Suatu saat kita diasingkan justru karena untuk kebaikan banyak orang. Akhirnya
kembali lagi pada kesendirian juga. Hanya saja
perbedaannya kesendirian kali ini karena orang lain. Silahkan pembaca
pilih. Lebih baik mengalami kesendirian dan diasingkan karena tidak pernah
berbuat untuk orang lain. Ataukah kesendirian dan diasingkan karena sudah
berbuat kebaikan untuk orang lain. Kalau saya tidak memilih keduanya, karena
hidup ini banyak sekali pilihan.
Tidak ada komentar