Oleh: Teguh Estro
Banyak dari kita
memaksakan diri. Bahkan menjadi rakyat jelata miskin saja masih mekso.
Tapi kalau pucuk pimpinan, tampaknya sudah biasa bertingkah main paksa. Punya harta
lebih, ibarat Jenderal Soeharto akhirnya. Ada juga pemimpin dengan lagak John
Kei yang menerapkan hukum rimba di tengah kota. Makanya bila merasa dituakan
oleh anak buah, kita kudu banyak pengetahun dan rajin membaca. Supaya bisa
meng-akal-akali bawahan dengan cara bijak. Tapi tetap hati-hati juga terlalu
pintar akhirnya bisa kelewatan. Contohnya seperti kejadian gaya ‘pemimpin’ yang
bakal penulis ceritakan.
Pemimpin daerah,
bukan itu! Pemimpin organisasi, juga bukan. Tapi pemimpin sholat di masjid yang
hendak dituliskan. Imam masjid yang disamarkan namanya menjadi ustad Paijo. Ini
kisah nyata yang terekam dalam sebuah surat kecil, huruf-hurufnya kecil, juga
kertasnya tak kalah kecil. Surat ini dibuat oleh teman satu kos saya sebut saja
namanya saudara MS. Ia sungguh berbulan-bulan merasa geram dengan ulah ustad
Paijo kala menjadi Imam Sholat. “Sholat di Masjid malah bikin saya nggak
khusyuk, karena saat sholat hati ini berasa tidak akur dengan imamnya”
begitu seloroh saudara MS.
Ustad Paijo baru
saja dua tahun menjadi takmir masjid. Ia juga mahasiswa, sama seperti MS,
bahkan mereka dari satu provinsi yang sama di Sumatera hijrah ke
Yogyakarta. Dengan bekal ilmu di pondok pesantren, ustad Paijo dipercaya
menjadi imam sholat. Begitupun kuliahnya di jurusan Tafsir Hadits menasbihkan
dirinya sebagai orang yang faqih. Hanya saja yang membuat MS kurang nyaman
adalah bacaan sholat dari sang ustad yang terlalu panjang. Bukan sekedar itu,
perkara lain pun masih banyak yang dijadikan pasal kegeraman teman penulis ini. Dan
kesemuanya tertuang dalam sebuah surat.
Lebih lengkapnya penulis
akan memindahkan ulang isinya ke dalam blog ini:
Assalamu’alaikum
Teruntuk : Ust. Paijo
Dlm rangka saling menasehati dlm
kebenaran.
(Suara hati Jamaah)
Seorang imam haruslah yang disenangi
oleh makmum begitu kaedah fiqh mengatakannya. Terkait dgn ust Paijo. Banyak hal
yg ingin dikoreksi utk bisa segera diperbaiki :
2. Ayat yang sdr baca teralu panjang, padahal jamaah di belakang mayoritas org2 tua, terutama jama’ah ibu2. Banyak hadits yg mencela ttg hal ini.
3. Ketika saudara shalat sunnat, sangat cepat, dan tidak sinkron dgn ketika saudara menjadi imam.
4. Salam di saat tahiyyat akhir terlalu lama, dan memberatkan jama’ah sehingga ada jama’ah yang mendahulukan tahiyyat akhir dari pada imam, pdhal banyak hadits yg mencela hal ini.
5. Ketika anda menjadi khatib, bahasa yg digunakan agak vulgar dan kurang syar’I, terutama ketika menceritakan sosok Lady Gaga.
Sama2
kita berlindung kpd ALLAH, atas segala kekhilafan kita
Semoga hati anda terbuka menerima nasehat ini
TTD
Salah satu yg mewakili
Perasaan jamaah
Hamba Allah
Sampai saat ini sayangnya saudara MS tak kunjung menyampaikan surat ini.
Tidak ada komentar