Menu
Teguh Indonesia

CENTURY, Bongkar, Bongkar, Bongkar…!

CENTURY, Bongkar, Bongkar, Bongkar…!
Oleh: Teguh Estro*


Antashari Azhar ternyata masih sempat-sempatnya membuat gerah penguasa. Salah satu ulahnya yakni testimoni terkait rapat bailout Century. Antasari menuding bahwa pada 9 Oktober 2008, SBY telah mengkoordinir rapat ‘khusus’ bersama pejabat-pejabat penting dalam rangka penyelamatan
krisis nasional. Celoteh mantan ketua KPK itu menguatkan dugaan bahwa terdapat keterlibatan Presiden dalam kebijakan penggelontoran dana talangan 6,7 Triliun tersebut.

Sampai saat ini pengusutan kasus Century masih berputar-putar sampai ke sosok Robert Tantular saja. Seolah KPK enggan membongkar ikan kakap yang lebih besar. Saat ini jika Abraham Shamad dkk mau menunjukkan keberaniannya, maka periksalah Antasari sekarang juga. Pasalanya testimoni terkait bailout Century dari terpidana kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen itu belum begitu kuat. Harapannya dari pemeriksaan itulah bisa menghasilkan bukti yang kuat ataupun data penting lainnya. Karena seperti biasa, KPK belum berani mengambil tindakan jika belum memiliki minimal dua bukti atau pengakuan saksi.

Publik kian mencari kejelasan terkait siapa yang harus bertanggung jawab atas dana talangan tersebut. Pada tanggal 4 Maret 2010, Ketua Dewan Pembina Partai demokrat (SBY) menegaskan dalam pidatonya bahwa dirinya tidak terlibat dalam pengambilan kebijakan terkait bailout dikarenakan posisinya yang tengah di luar negeri. Akan tetapi saat ini alibi tersebut kian diragukan lantaran ‘testimoni genit’ Antasari Azhar. Belum lagi serangan penuh dendam dari Misbakhun yang mengungkap surat resmi dari Sri Mulyani (ketua KSSK saat itu) kepada SBY. Dalam surat tersebut termaktub kalimat pembuka “Sebagaimana Bapak Presiden Maklum”. Politisi PKS itu menafsirkan bahwa kalimat itu membuktikan  Presiden mengetahui secara mendetail terkait keputusan mencairkan dana 6,7 Triliun tersebut.

Beberapa pihak lain yang menjadi orang kunci harus segera dipanggil KPK. Antara lain Susno Duadji, Boediono maupun Sri Mulyani. Testimoni yang diungkap oleh Antasari juga memuncukan nama-nama baru yang patut dimintai keterangan. Yakni, Kapolri Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Menko Polhukam Widodo AS dan Mensesneg Hatta Rajasa. Sehingga skandal Century memang layak untuk dibongkar lagi sampai ke akar-akarnya.

Presiden RI ke-6 ini jelas-jelas membantah bahwa rapat tahun 2008 itu merupakan pembahasan skenario bailout Century. Bahkan SBY membagikan transkrip notulensi rapat tersebut kepada berbagai media. Dalam transkrip yang dibagikan memang tidak menyebut sedikitpun terkait dana talangan Bank yang telah berubah nama menjadi Bank Mutiara tersebut. Akan tetapi kendati tidak menyebut bailout Century secara spesifik, rapat tersebut telah mengarahkan terkucurkannya uang. Sebagaimana dalam transkrip notulensi yang dibagikan, SBY mengarahkan rapat tersebut agar dalam kondisi krisis, pemerintah harus bisa mengambil kebijakan secara tepat. Meskipun belum ada hukum atau aturan yang mengatur pengambilan kebijakan dalam kondisi krisis, maka tetap dibutuhkan solusi demi kepentingan penyelamatan negara. Sehingga Presiden mengarahkan agar tidak mengapa ‘Melompati’ pagar aturan, demi kepentingan negara. Bahkan Antasari Azhar menambahkan sebuah yurisprudensi yang mengatakan bahwa hi­lang­lah sifat melawan hukum jika kepentingan umum terlayani.

  Dalam pidato presiden tahun 2010 pun sebenarnya sama saja, yakni tidak terdapat kalimat bailout Century secara spesifik. Perhatikan saja kutipannya "Sekali lagi, di saat pengambilan keputusan itu, saya sedang berada di luar negeri. Saya memang tidak dimintai keputusan dan arahan. Saya juga tidak memberikan instruksi atas pengambilan kebijakan tentang ihwal itu, antara lain karena pengambilan keputusan KSSK berdasarkan Perpu No 4/2008 memang tidak memerlukan keterlibatan presiden.” Tepis SBY kala menanggapi hasil keputusan DPR menerima opsi C tentang skandal Bank Century. Kendati pidato presiden itu tidak menyebut terkait bailout Bank Century, tetapi semua paham terkait substansinya yang menolak keterlibatannya dalam mega skandal tersebut. Begitupun dalam transkrip notulensi rapat tahun 2008 lalu, walaupun tidak tersebut kata bailout Century secara spesifik, tetapi semua tahu sama tahu arahnya kemana. Adalah skenario pengadaan dana talangan memang didalangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ayolah Abraham Shamad jangan pengecut….!

*Penulis adalah Aktivis LPM Lensa Kalijaga

1 komentar

  1. Bongkar.. Bongkar... Bongkar...!!!
    orang indonesia, tau yang benar.

    BalasHapus