Menu
Teguh Indonesia

Begadang & Berpikir




http://4.bp.blogspot.com
Oleh: Teguh Estro

            Jujur nih, saya jarang banget begadang. Paling-paling alasan tugas saja yang memaksa tidur sampai malam. Hanya saja banyak begadang bisa membuat kita semakin egois. Pasalnya, sewktu sendiri di malam hari membuat sanubari berbicara sendiri pula. Hati kecil ini bakal mengajak bincang-tentang diri sendiri. Karena watak dasar manusia adalah memikirkan diri sendiri. Semakin sering meluangkan waktu yang tidak terduga untuk menyendiri, maka akan semakin memanjakan ego. 

Begadang itu tidak baik bila hanya sendiri dan waktunya tidak terduga. Saran saya, apabila hendak begadang, ajaklah teman-teman dan dibuat schedulenya. Toh, kalaupun mau tetap begadang sendirian, maka sempatkanlah untuk berpikir tentang hal-hal yang bersifat filosofis, kepentingan rakyat atau tentang sains makrokosmos. Intinya hindari banyak berpikir tentang ego dan kepentingan pribadi. Kalaupun masih ngotot mau memikirkan diri sendiri, maka pikirkanlah tentang asal penciptaan diri, kesalahan-kesalahan diri dan tujuan hidup di dunia.

Bagi pembaca yang sering begadang, saya yakin pasti memiliki kemampuan lain. Yakni, kemampuan berpandangan dari sisi lain. Manusia sebagian besar beraktivitas di siang hari. Dan pada siang hari itulah mereka menampakkan performance terbaiknya. Namun saat malam tiba, manusia akan menunjukkan sisi lain hidupnya. Bahkan boleh jadi itulah sisi hidup yang sebenarnya. Orang yang masih atau menyengaja beraktivitas pada malam hari tentu akan melihat sisi lain performance manusia.

Seorang Rektor gagah berani saat siang hari. Entah, pada saat gelap ia hanya memakai sarung dan ngopi bersama ayam jago kesayangannya. Seorang mahasiswa berdandan modis di siang hari, entah malam harinya mereka malah menjual diri di pasar remang-remang. Itulah keuntungan bagi siapapun yang masih membuka mata saat malam. mereka akan mendapatkan sisi lain kehidupan.

http://4.bp.blogspot.com Oleh: Teguh Estro             Jujur nih, saya jarang banget begadang. Paling-paling alasan tugas saja...
Teguh Estro Minggu, 28 Juli 2013
Teguh Indonesia

Bengkak Demi Lunasi Hutang

Oleh: Teguh Estro

           Kasih Tak Sampai, sebuah novel legendaris karya Marah Rusli pada 9 dekade silam. Mohon maaf karena kali ini penulis tidak mengupas tentang kisah cinta Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang begitu tragis. Akan tetapi ada suatu plot yang menarik tentang hutang. Diceritakan Ayahanda Siti Nur Baya yang bernama Sulaeman terlilit hutang pada Datuk Maringgih ‘Sang Rentenir’. Hutang bisa terlunasi asalkan baginda Sulaeman berkenan menyerahkan puterinya menjadi isteri Datuk maringgih. 


Cerita tersebut memang sudah lama sekali akan tetapi bisa saja berulang-ulang. Hal serupa terjadi di belahan bumi lainnya, yakni negeri Suriah. Kini bumi Syam tersebut tengah berkecamuk perang saudara yang menimbulkan ribuan jiwa meninggal dunia. Dan selebihnya penduduk mengungsi ke negara-negara tetangga. Ada yang ke Turki, Yordania serta Lebanon. Sebuah kejadian memprihatinkan dialami oleh para pengungsi. Mereka tentu saja mengalami kekurangan harta untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 


Bayangkan orang-orang kaya yang tinggal di Aleppo, Homs atau Damaskus tiba-tiba secara drastis menjadi pengungsi miskin yang hanya mengandalkan bantuan dari UNHCR perwakilan PBB. Tentu saja mereka tidak siap baik secara fisik maupun psikologis. Mereka tidak siap mengatakan kepada anak-anaknya bahwa kondisi keluarga sedang miskin total. Hal ini menyebabkan ribuan pengungsi tersebut mencari pinjaman hutang ke mana-mana. Bahkan sampai-sampai mereka tega menjual (menikahkan) anak-anak gadis mereka kepada pria-pria arab hanya demi fulus.


Di Yordania terdapat sebuah tempat pengungsian kamp Zaatari. Disanalah para lelaki Arab itu berdatangan ke kamp Zaatari untuk mencari gadis Suriah yang terkenal cantik dan berbicara dalam dialek Arab yang sangat lembut, terbaik di seluruh Arab. Ini sebenarnya perdagangan perempuan terselubung. Dalam sebuah berita disebutkan Federasi Perempuan Mesir telah melaporkan bahwa dalam kurun satu tahun terakhir telah terjadi 12.000 kasus pernikahan dengan ‘harga’ 500 pound, antara gadis Suriah yang menjadi pengungsi di Mesir dengan pemuda Mesir. What….!


Dalam menjalani kerasnya hidup memang tidak ada makan siang yang gratis. Bagaimana tidak sejak ekonomi dunia diwarnai oleh ideologi kapitalisme, membuat orang miskin menjadi lebih miskin. Setiap manusia berlomba-lomba menjadikan uang sebagai tujuan ekonomi. Pada fungsi asal uang adalah sebagai alat ekonomi, bukan tujuan ekonomi.


Alangkah bahagianya jika tokoh imajiner ‘Santa claus’ benar-benar ada dalam kehidupan. Setidaknya mencicipi bagaimana rasanya mendapat benda berharga secara free. Oleh karenanya manusia begitu menggemari kata-kata free bila melekat pada sesuatu yang disangka bernilai tinggi. Begitupun saat seorang manusia yang memiliki hutang bertumpuk, namun seketika tanpa alasan, orang yang dihutangi membebaskan begitu saja secara free. Sangat bahagia, Hutang 10 juta dianggap lunas seketika, itu lebih dari sekedar kabar bahagia. Tapi hal tersebut langka terjadi, bahkan sebagian besar hanya berwujud bunga tidur semata.


Kalau urusan hutang misalnya, apakah ada seorang rentenir yang tiba-tiba membebaskan segala hutang-hutang kita tanpa sebab. Padahal hutangnya bernilai puluhan jutaan rupiah yang mustahil kita sanggup membayarnya. Tentu itu kejadian yang teramat langka bila benar-benar pernah terjadi. Tidak akan mungkin muncul setiap hari. Juga mustahil dirasakan semua orang, secara bersamaan.


Seumpama seorang rentenir mau membebaskan hutang kita yang bernilai 10 juta dengan syarat kudu dihukum berdiri selama 3 jam di tengah malam sampai kakinya bengkak. Apakah pembaca sudi? Tentu itu syarat yang teramat mudah dan pasti setiap orang mau menjalaninya. Bukan Cuma itu kita pasti akan mengucapkan terima kasih setiap bertemu dengan rentenir tersebut sebagai balas budi karena kebaikannya. Masih ingat cerita One Piece ketika Roronoa Zoro terikat dan hendak dieksekusi, ia diselamatkan oleh Monkey D Luffy. Dan sebagai balas budi ia bersedia menjadi pengikut bajak laut topi jerami.


Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah mengalami kejadian tersebut setiap hari. Salah satu harta dalam diri kita yang bernilai sangat mahal adalah kemampuan untuk bernafas setiap hari. Sekali lagi nafas adalah harta yang sangat berharga kalau hendak dinominalkan. Dalam sehari manusia membutuhkan oksigen sebanyak 2880 Liter. Sedangkan harga oksigen per liter nya adalah Rp.25.000,-. Maka sebenarnya kebutuhan untuk bernafas yang kita lakukan sehari sama harganya dengan uang senilai 2880 x 25.000. Dan nilainya adalah Rp. 72.000.000 tiap harinya. 


Bayangkan uang 72 juta bukanlah nilai yang sedikit dan itu kita miliki hanya untuk satu hari saja. Atau sama dengan 2,16 Milyar selama satu bulan. Dan untungnya semua itu kita peroleh secara free. Sekali lagi kita sebenarnya sudah menerima uang 2,16 Milyar free setiap bulannya. Itulah kemurahan dari Sang Pencipta. Bayangkan saja kalau hal tersebut harus dilunasi tiap bulannya. Duit dari mana? Sebagian besar manusia mustahil memiliki gaji sebesar 2,16 Milyar untuk melunasinya. Sekali lagi untungnya karunia tersebut diberikan secara gratis.


Apakah Tuhan pernah meminta kita imbalan sebagai balas budi atas hutang-hutang tersebut. Apalagi dengan berdiri 3 jam di tengah malam setiap harinya sebagai ganti untuk melunasinya. Andaikata Tuhan benar-benar menjadikan Nafas sebagai sesuatu yang harus dibayar, dan cara untuk melunasinya dengan berdiri selama 3 jam di tengah malam. Maka manusia dengan rela hati dan suka ria melakukannya. Akan tetapi untungnya tidak demikian. Kita dibebaskan untuk bernafas semaunya tanpa harus takut membayarnya. Oleh karenanya jangan heran apabila di masa lalu orang-orang Sholeh selalu berdoa, bersyukur pada Tuhan selama 3 jam di tengah malam sampai kakinya bengkak.

Oleh: Teguh Estro            Kasih Tak Sampai, sebuah novel legendaris karya Marah Rusli pada 9 dekade silam. Mohon maaf karena k...
Teguh Estro Kamis, 25 Juli 2013
Teguh Indonesia

Sepeninggal Ayah

http://i1147.photobucket.com/albums/o546/_lelove_/July%202011/72511mydadmyherolovephotoloveimagemiguelangelcandiotti.jpg
 Oleh: Teguh Estro

Pagi ini lain dari biasanya, Suasana teramat duka di kos-kos-an. Pasalnya satu dari personil wisma yang kami huni di Yogyakarta tengah menghadapi ujian hidup. Selepas subuh ia diminta pulang ke kampung karena ayah terhebatnya sudah meninggal dunia. Mendadak ia berangkat ke bandara dan memesan tiket untuk hari ini juga. Tak lupa sebelum Mahasiswa kampus UII itu pulang, kusempatkan untuk memeluknya sembari menepuk pundak. “Sabar ya…!” Cuma itu yang bisa kukatakan. “ya, Makasih ya bang…” jawabnya dengan mata sembab.

Ayah adalah sosok yang penuh jasa dalam menentukan arah hidup kita. Kalau Ibu adalah penentu kepribadian kita, maka ayah adalah penentu arah karir hidup kita. Biasanya seperti itu. Seorang ayah sangatlah diidentikkan dengan sosok yang keras, kaku dan kerap menghukum anaknya. Penulis jadi teringat kalimat prolog dalam film Kabhi Kushi Kabhi Gham. Berikut ini kutipannya:

"Mengapa seorang ayah tidak pernah bisa mengatakan (pada) anaknya ... betapa dia mencintainya? Dia tidak pernah mampu memeluknya dan berkata 'aku mencintaimu anakku'? Dan ibu? Dia terus mengulanginya, apakah anaknya mendengarkan atau tidak. Tapi itu tidak berarti seorang ayah kurang mengasihi anaknya...."-Prolog.

He he, mungkin ada yang masih teringat lalu tertawa sendiri membacanya. Itu salah satu film yang terus saya ulang-ulang menontonnya lebih dari lima kali dan selalu berakhir dengan tissue basah. Setidaknya kita punya pandangan yang utuh terhadap seorang ayah tidak sebatas tampilan luarnya saja.

Lumrahnya, seorang ayah akan ‘kembali’ lebih dahulu tinimbang anaknya. Walaupun tidak jarang terjadi sebaliknya, namanya juga takdir. Semua sudah dituliskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Akan tetapi seorang ayah yang bertanggung jawab pasti mempunyai prinsip bahwa seorang anak tidak boleh meninggal lebih cepat daripada ayahnya. Ia akan berusaha sekuat tenaga agar tetap meihat anaknya hidup sampai ia menutup mata. Penulis jadi teringat dengan film Malaikat Tanpa Sayap yang dibintangi oleh Maudy Ayunda. Nah,.. di film tersebut terdapat sosok ayah (Amir-diperankan oleh Surya Saputra). Ia berjuang menghidupi anaknya Vino (Diperankan oleh Adipati Dolken). sedari awalnya seorang pengusaha yang sangat sukses, Amir jatuh miskin. Kondisi yang membuat anak-anaknya sangat membenci orang tuanya. Terlebih saat Amir  mendadak memutuskan berubah profesi menjadi sopir taksi. Dan isterinya pergi dengan laki-laki lain. Akan tetapi ia terus berjuang demi anak-anaknya agar bisa sekolah dan kuliah. 

Singkat cerita si Vino di tengah kegalauan hidup berniat hendak menjual organ tubuh Jantungnya. Karena ia hendak berkorban untuk kekasihnya Mura (Maudy Ayunda) yang sudah divonis akan meninggal jika tidak mendapat sumbangan jantung. Vino sudah memutuskan tanpa sepengetahuan Mura kekasihnya hendak mengorbankan Jantungnya kendatipun nyawa taruhannya. Akhirnya ia menggunakan obat-obatan penenang over dosis agar ketika diambil jantung ia punya alasan kepada rumah sakit untuk disumbangkan. Alasannya karena Vino sudah tak tertolong lagi. Akan tetapi diluar dugaan justru Vino tertolong bahkan ia siuman di rumah sakit dalam keadaan Jantung yang utuh. Ia selamat, dan anehnya kekasihnya Mura juga selamat mendapatkan sumbangan Jantung. Lalu siapa orang yang sudah menyumbangkan Jantung tersebut? Bahkan orang tersebut sampai meninggal dunia. 

Di akhir cerita terlihat Vino sedang menangis di depan makam Ayahnya. Karena tak lain justru Ayahnya lah yang menggantikan posisi Vino sebagai pendonor jantung. Bukan jantung Vino, tapi jantung ayahnya yang membuat film menjadi klimaks. Ayah yang tidak mau anaknya meninggal terlebih dahulu dari dirinya. Itulah seorang ayah. Karena bagi ayah, anak adalah kebanggaan yang harus disokong habis-habisan. Apabila anak sampai meninggal lebih dahulu dari ayahnya maka itu sebuah aib. Apalagi kalau sampai anak tersebut tewas dibunuh orang lain. Bukankah Itulah yang telah menyebabkan Perang Dunia I pecah. Dimulai dari terbunuhnya Archuke Franz Ferdinand, putera mahkota sang pewaris tahta Kerajaan Hapsburg di Austria-Hongaria.

Cerita lain yang sangat heroik dalam kisah kartun One Piece. Seorang bajak laut terpandang bernama Shirohige. Ia salah satu dari empat Bajak laut yang ditakuti oleh pemerintah dunia. si kumis putih ini sangat dikagumi oleh anak buahnya dan memangglnya dengan panggilan “Bapak”. Hal ini karena Shirohige telah menganggap para awak kapalnya seperti anaknya sendiri. Dalam suatu pertempuran melawan pasukan angkatan laut ia menjadi kubu penolong Monkey D Luffi dalam membebaskan kakaknya Portgase D Ace dari hukuman pancung pemerintahan dunia. Pertempuran yang disebut paling besar selama masa hidupnya.

Singkat cerita saat ia membantu Monkey D Luffy menangkis serangan dari angkatan laut, terdapat salah satu mariner mernama Akainu yang memiliki kekuatan yang juga tidak bisa dianggap remah. Shirohige harus berhadapan dengan ribuan tentara angkatan laut dan keempat mariner yang memiliki kekuatan hebat. Ditambah lagi dengan ratusan senjata meriam yang menghujaninya. Melihat kondisi itu para anak buahnya tidak tega membiarkan Shirohige berjuang sendirian, mereka maju membantu sang oyaji (bapak). Mereka yang merasa pernah hidup karena banyak jasa-jasa Shirohige penuh semangat maju ke medan tempur dengn menaiki kapal laut mobydick. Akan tetapi justru Shirohige justru marah besar dan menghentikan kapal besar tersebut hanya dengan satu tangan. Dan berteriak sekencang suaranya:

“Apa kau mau menjadi anak durhaka, dengan mati lebih dahulu daripada bapaknya”. Shirohige malah memaksa anak-anaknya untuk pulang dari pertempuran jika masih menghormati ayahnya. Dan akhirnya ia pun berhasil menyelamatkan Monkey D Luffy. Kendatipun harus mati dengan bekas luka ditinju oleh Akainu pada bagian dadanya, lalu tewas dengan 267 bekas tebasan pedang, 152 tembakan peluru, dan 48 tembakan meriam namun meskipun begitu tidak ada satupun luka dipunggungnya tetapi luka di dadanya. Itu menandakan Ia tidak pernah melarikan diri dalam pertempuran.

Selain itu, tokoh utama dalam komik ini yaitu Monkey D Luffi, ia juga memiliki cerita unik dengan ayahnya. Sejak kecil ia tidak pernah bertemu ayahnya. Tetapi kakeknya yang juga salah satu dari marinir angkatan laut menceritakan kalau nama ayahnya adalah Monkey D Dragin. Ayahnya seorang penjahat no.1 yang paling dicari oleh pemerintah dunia. setelah publik mengetahui bahwa ayahnya adalah The Most  Wanted Bandit, justru membuat Luffy kian disegani. Semua bajak laut yang pernah bekerja sama degan ayahnya akhirnya turut membantu perjuangan si topi jerami. Itulah seorang ayah, ia merupakan asset kita dalam mencari jaringan dalam mengarungi hidup. 

Ayah ataupun orang tua kita sejatinya telah memberikan sebagian jalan hidupnya dengan mengenalkan rekan-rekan hidupnya. Baik itu dari kalangan pengusaha, pemerintah bahkan para preman sekalipun. Seharusnya kita memanfaatkan ratusan teman-teman dan jaringan dari orang tua kita untuk membantu perjuangan hidup. seperti halnya Soekarno yang mengawali karier politiknya dari jejaring para sahabat 'ayah angkatnya' H.O.S Tjokroaminoto. Itulah kenapa dalam adat timur, salah satu kewajiban yang kudu ditunaikan oleh sang anak pada almarhum ayahnya adalah menjaga silaturahmi dengan keluarga, kerabat dan rekan-rekan dari almarhum semasa hidupnya.

http://i1147.photobucket.com/albums/o546/_lelove_/July%202011/72511mydadmyherolovephotoloveimagemiguelangelcandiotti.jpg  Oleh: Teg...
Teguh Estro Rabu, 24 Juli 2013
Teguh Indonesia

Kesendirian?



Oleh: Teguh Estro*


Satu hal yang kudu dipahami dalam hidup ini adalah kesendirian. Sebuah kondisi  yang paling berbahaya jika kesendirian sudah berubah menjadi pandangan hidup. Yakni selalu menilai segala sesuatu dengan patokan kebenaran diri sendiri. Dan hal yang paling jahat ketika tidak mampu jujur terhadap diri.


Coba untuk belajar dari sosok Michael Jackson. Seorang raja pop dunia. ia sangat terkenal, semua orang mengenalnya. Tetapi di penghujung karirnya ia sempat menghebohkan dunia dengan operasi mukanya. Sedari awal yang gelap kulitnya menjadi putih. Ia berjuang menjadi mahluk sempurna bukan untuk dirinya. Tetapi untuk memuaskan para penggemarnya. Mungkin salah satu penggemar itu adalah pembaca juga. Bahkan di akhir hidupnya ia berkata; “Tidaklah menjadi masalah raga ini mengalami tambal sulam. Karena tubuh ini sudah menjadi milik penggemar”


Berbuat untuk orang lain. Berkorban untuk manusia lain. Hal itu membuat diri sendiri terasa bermakna. Akan tetapi wujud dari membantu orang lain tidak harus dengan manampakkan “pura-pura” baik. Apalagi berlagak munafik dengan selalu membuat senang orang lain padahal justru merusak. Karena terkadang yang terbaik untuk sahabat atau keluarga tidak selalu mereka senangi. Maka dari itu jangan heran bila dikucilkan orang lain justru karena kita ingin berbuat baik. Suatu saat kita diasingkan justru karena untuk kebaikan banyak orang. Akhirnya kembali lagi pada kesendirian juga. Hanya saja  perbedaannya kesendirian kali ini karena orang lain. Silahkan pembaca pilih. Lebih baik mengalami kesendirian dan diasingkan karena tidak pernah berbuat untuk orang lain. Ataukah kesendirian dan diasingkan karena sudah berbuat kebaikan untuk orang lain. Kalau saya tidak memilih keduanya, karena hidup ini banyak sekali pilihan.

Oleh: Teguh Estro* Satu hal yang kudu dipahami dalam hidup ini adalah kesendirian. Sebuah kondisi  yang paling berbahaya...
Teguh Estro Selasa, 23 Juli 2013