Menu
Teguh Indonesia

Mumpung Punya Bibir, Tersenyumlah


Oleh: Teguh Estro*

    Wajah merupakan bagian tubuh yang paling mudah diingat oleh orang lain. Seringkali kita terasa sulit mengenali foto yang tidak tampak wajahnya. Ketika seorang teman berdiri membelakangi kita, terkadang ada perasaan ragu untuk menegur. Lagi-lagi karena untuk mengenali seseorang secara pasti memang harus lewat wajahnya. Karenanya penampilan wajah yang menarik, tentu menjadi poin plus dalam dunia pergaulan. Maka dari itu, seharusnya di depan cermin rumah kita tertulis “Sudah Betulkah Muka Anda”.

Persoalan wajah yang menarik bukan persoalan mulus ataupun tidak, mancung atau pesek bahkan tidak mesti juga persoalan putih dan gelap kulitnya. Namun yang terpenting sebetulnya hanya perkara sepele. Yakni “Wajah Yang Bersahabat”. Alangkah senangnya ketika tubuh lelah sehabis pulang kerja, disambut oleh istri dengan wajah tersenyum lebar penuh ketulusan. Karena Sifat dasar manusia adalah ingin merasa nyaman. Mereka tentu akan menghindari apapun yang mengancam dirinya. Termasuk dalam hal ini adalah wajah-wajah yang mengancam. Si cantik dan si tampan sekalipun tidak akan memberikan kenyamanan jika selalu menampakkan muka cemberut, ketus dan sorot mata yang sinis. Oleh karenanya seorang ‘Ngobrolers’ yang handal tentu lihai dalam memamerkan senyum yang paling menarik. Apalagi jika anda bukanlah orang yang berhidung mancung, kulit kasar dan gelap. Maka mau tidak mau bertobatlah, dan berikan senyum yang menarik pada lawan bicara anda.

Alangkah baiknya jika dalam sehari, kita menyempatkan latihan senyum di depan kaca rumah. Tariklah ujung bibir selebar mungkin dan simetris hingga terlihat sedikit gigi bagian depan. Sekali lagi perlu ditekankan kata-kata ‘harus simetris’. Hal ini karena jika panjang ujung bibir yang ditarik bagian kanan atau kiri berbeda sedikit saja, maka akan memunculkan kesan yang buruk. Kesannya melecehkan, merendahkan orang lain, tidak menghargai dan lainnya. Maka dari itu pengertian tehnis senyum nan tulus adalah senyum yang lebar dan simetris. Dan satu lagi ditambah dengan tatapan mata yang rileks.

Kenapa senyum yang tulus harus dilatih? Karena membiasakan wajah untuk bisa tersenyum dengan tulus tidaklah mudah. Apalagi dalam kondisi yang begitu menghimpit. Baik menghimpit emosi maupun menghimpit isi dompet. Semisal seorang karyawan toko yang tengah putus cinta. Padahal ia dituntut untuk selalu keep smile dengan pelanggannya. Dan akan terlihat perbedaan antara bibir yang terbiasa dengan yang terpaksa.

Teguh Indonesia

Tidak ada komentar